Konsep pengolahaan sumber daya alam dan pembangunan perdesaan berbasis pertanian sering lepas dari konteks budaya. Pengolahaan sumber daya alam pembangunan pertanian pedesaan seringkali diartikan sebatas bagaimana kita menghasilkan produk-produk pertanian dilihat dari sudut teknis belaka. Padahal pembangunan pertanian yang berkelanjutan tentunya berbasis sumber daya alam (lahan,air,biodeversitas, energi).
Jadi pembangunan pertanian berkelanjutan seharusnya melekat dalam konteks sosial budaya masyarakat.Dengan pendekatan sistem budaya tersebut maka pembangunan pertanian jelas berbasis pada kerakyatan dan dijamin berkelanjutanya karena pembangunan dan dan pengolahan sumber daya alam tersebut berbasis kearifan dan pengetahuan daya lokal.
Membangun perdesaan, memperkenalkan industri dan teknologi kepada desa, tanpa harus menggerus nilai-nilai kultural yang ada sangat mungkin dilakukan. Puncaknya industrialisasi pedesaan harus berjalan seiring dengan spiritualitas maupun religusitas, sebagai pilar tumbuh kembangnya etika, estitika, etos kerja dan kreativitas masyarakat. Prasyarat ini harus dipenuhi dalam rangka membangun industri yang berkeadilan dan bermartabat.
Strategi agro-industri, bio-industri, industri kreatif, klaster industri desa, yang ditopang oleh techno park dan science park akan meningkatkan produktifitas, menciftakan kreatifitas, memperluas lapangan kerja, dan dapat memanfaatkan sumber daya alam secara lestaru. Langkag ini akan bermuara pada tercapainya kesehjateraan dan kemandirian masyarakat perdesaan.
Dengan memfokuskab paradigma pembangunan yang berbasis transendentalisme, humanisme, keadilan, harmonisasi alam, kearifan lokal, dan keseimbangan ekonomi desa-kota inilah yang diyakini bisa menyelamatkan bangsa dari gempuran industrialisasi kapitalis-liberalis.
Komentar
Posting Komentar