STRATEGI WARTAWAN DALAM PENCARIAN BERITA bengkulu

 

The aim of this research is to find out the strategies of Tras.id journalists in searching for news in Bengkulu Province. This study used a qualitative method with the technique of taking informants, namely purposive sampling. The research focus consists of three aspects, namely planning, production, and editing. The location of the research was carried out at the Tras.id news agency which is located in Bengkulu City. Informants in this study amounted to 6 people consisting of Chief Editors, Editors, Journalists, and the public, by using data collection techniques Observation, Interview, and Documentation. The results of the research namely: 1) The planning process is carried out with editorial meetings for a news search strategy starting with holding editorial meetings every day to determine the planning on what issues are being discussed by the public, what topics will be explored, then which sources will be asked for information. 2) In carrying out the production process, supporting equipment for reporting is provided, such as vehicles, cellphones, agenda books/notes, and press cards. 3). The editing process on tras.id media has been carried out on every news script before being published/published, although there are still spelling or punctuation that still need to be corrected. Suggestions from this study consist of 2 topics, namely the absence of special topics/case investigations on news published by Tras.id media and it is better to start entering into several main investigations related to deepening political issues. Then the advice to be conveyed is to pay more attention to every sentence on the news page before being published to the public.



PENDAHULUAN

Bicara tentang pers tentu tidak lepas dari jurnalis atau wartawan, media dan komponen pendukung dalam upaya memproduksi berita atau informasi. Dalam sejarahnya, sebelum manusia mengenal pers sebagai wahana komunikasi, sebenarnya islam telah jauh hari sudah memberikan pelajaran. Sejarah tentang teknik mencari berita pada zaman Nabi Nuh dan rombongan orang beriman dilanda banjir bandang. Nabi Nuh melakukan pencarian informasi atau berita air dan potensi banjir bandang melalui seekor burung dan mengabarkan kepada pengikutnya untuk berjagajaga dengan membuat perahu yang kelak digunakan berlayar apabila berita banjir itu benar terjadi (Abdul, 2014).

            Charles R. Wright (Dalam Fajar, 2009: 26) mengatakan bahwa kemajuan utama dalam teknologi media massa telah terjadi selama dasawarsa terakhir ini yang menjanjikan perubahan dan kekuatan besar media massa. Masalah dari adanya teknologi internet saat ini juga berdampak negatif dari penggunaan internet seperti membuat pengguna terisolasi dari interaksi sosial secara langsung, meningkatkan penyebaran virus komputer, tidak ada yang menjamin kebsahan atau kebenaran informasi, memudahkan seseorang untuk menyalin hasil karya orang lain, memberikan kesempatan yang luas kepada orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan kejahatan, membahayakan keamanan informasi yang dimiliki oleh setiap orang.

            Dari permasalahan akan dampak negatif yang bisa saja menyerang pengguna, pers sebagai penyedia informasi memiliki tanggung jawab yang tinggi akan menghadirkan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk masyarakat. Menurut Undang-undang no 40 tahun 1999 tentang Pers menyebutkan bahwa Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik, maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis uraian yang tersedia. Masalah jurnalisme saat ini dalam membuat berita yaitu sumber berita yang tidak kredibel, berita tidak berimbang, berita kejahatan ditampilkan secara detail, wartawan tidak  berempati dengan korban.

                Proses pengumpulan suatu data dan informasi yang dilakukan wartawan atau jurnalis di lapangan merupakan proses peliputan berita atau reportase. Proses yang berupa pemantauan langsung ataupun pencatatan suatu peristiwa yang pasti terjadi ataupun wawancara bersama dengan para narasumber. Yang dilakukan jurnalis pada saat peliputan umumnya melakukan sebuah rekaman berupa suara ataupun gambar dengan sebuah alat bantu yaitu perekam suara (tape recorder) dan kamera untuk memotret.

            Perkembangan media massa di Indonesia dewasa ini bisa dikatakan sangat pesat, bukan saja di wilayah perkotaan tapi juga telah merambah hingga wilayah pedesaan. Kota Bengkulu adalah salah satu wilayah di Provinsi Bengkulu yang telah memiliki banyak media berita online dengan beragam fokus peliputan, jenis dan sasaran khalayak sendiri-sendiri. Ketua Dewan Pers 2016-2019 Yosep Adi Prasetyo memperkirakan jumlah media massa di Indonesia mencapai 47.000 media dan media online mencapai 43.300. Kemudian sekitar 2000 sampai 3000 merupakan media cetak dan sisanya adalah media radio dan televisi. Jika angka ini dijadikan sandaran dalam memetakan media online di Indonesia, maka betapa perkasanya dan sekaligus betapa rawannya media online ini. Media online di Bengkulu sebagian kecil adalah perpanjangan dari media konvensional seperti koran, majalah, televisi, dan radio.

           

Komentar