Era diskriminasi sudah berahkir, era demokrasi datang dengan selogan persamaan. Kesempatan orang sama, dari desa, anak-miskin, dari dalam hutan, dari daerah terisolir, dari daerah terpencil memiliki hak yang sama untu maju dan beradab. Mereka menuntut hak mendapat pendidikan, kesehatan, informasi, konektivitas yang sama dengan orang-orang kota, mereka tidak mau lagi berada di pinggir sebagai pelengkap kehidupan kota. Selogan yang mereka teriakan "dalam kondisi sesulit apapun kami tetap ajan sekolah.
Anak-anak dari pinggiran yang selama ini dipandang rendah, malas, miskin, kumal, tradisional, dan dianggap beban masyarakat ingin juga mendapatkan peridikat hero seperti anak-anak perkotaan yang menjadi pusat peradaban. Banyak orang menganggap aneh golongan dari struktur terbawah ingi menggapai bintang. Kemustahilan bagi mereka merupakan tantangan yang harus dibuktikan. Mereka keluar dari desa dengan tekad untuk meninggalkan peridikat pinggiran, anak-anak desa berusaha belari dari kehidupan buram pinggiran pada lapisan bawah peradaban menuju masyarakat maju perkotaab yang dipenuhi fasilitas sosial, ekonomi dan budaya yang lengkap. Mereka tidak lagi rendah diri seperti yang menjadi cap mereka, mereka ingi menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban.
Komentar
Posting Komentar