Tantangan Pewarisan Peradaban


Tantangan yang dihadapi setiap generasi, zaman dan bangsa berbeda-beda. Semakin kedepan persoalan pewarisan peradaban tidak semakin sederhana, namun semakin rumit dan kompleks. Di dunia barat pendidikan banyak ditekankan pada pewarisan pengetahuan semata, sementara di Indonesia selain pewarisan pengetahuan juga berupa pembudayaan ( enkulturisasi) untuk membentuk karakter ( character building). Pengaruh pendidikan barat terhadap sistem  pendidikan nasional sangat besar, padahal kondisi SDA  dan budaya jauh berbeda. Akibatnya, kita menghadapi persoalan penting dan genting dalam peradaban dan pewarisan peradaban  sekarang ini.

Memiliki pengetahuan yang tinggi bagi masyarakat kita sangat penting tetapi belum cukup jika belum mencapai tingkat kebajikan atau keluhuran budi. Harmonisasi antara perasan dalam arti dapat mengandalikan nafsu yang dikontrol oleh nalar dan dapat bekerja untuk kemanusian, alam dan ketuhanan akan menuju  pada kebajikan atau peradaban. 

Harmonisasi yang paling penting adalah harmonisasi ruang dan waktu. Yang pertama adalah keadilan dan kesehjateraan pada semua masyarakat dan wilayah dari kota besar, kecil sampai ke Desa-desa di pedalaman, terisolir, terpencil dan daerah perbatasan. Yang kedua adalah harmonisasi waktu yaitu harmonisasi antara generasi dahulu, sekarang dan yang akan datang secara adil, sejahtera  sesuai dengan kebutuhan generasi.

Persoalan-persoalan pewarisan peradaban tersebut terutama, logika bengkok. Kedua, komunikasi, afektif dan pisikomotorik  keempat, menerapkan menjemen keseragaman pada masyarakat di wilayah beragam. Kelima, keterputusan dari keterkaitan dalam pewarisab peradaban. Keenam, membangundan mewariskan inovasi pada masyarakat non-inovasi. Ketujuh, kepentingan nasional digerogoti globalisasi dan kaum radikal.

Komentar