Materialisasi dan Manipulasi (Kearifan Lokal Hampir Hilang Rujukan Belajar ke sungai Lisai dalam Melestarikan Kearifan lokal)
Peroses interaksi dengan alam sekitar hendaknya dapat diikuti dengan seksama oleh masyarakat yang mengerjakanya. Tidak terbentuk kecakapan, semangat, dan kedinamisan dalam masyarakat disebabkan oleh terpisahnya model ide-ide dan alam dan budaya asli. Masyarakat diajak mengenali, mengetahui, mengaitkan, dan menganalisis komponen-komponen yang terkait dalam interaksi tersebut. Pemerintah melalui penyuluh hendaknya sabar membimbing masyarakat agar peroses intraksi diketahui secara jelas sesuai dengan tingkat kemampuan masyarakat lokal, yaitu secara imperis menggunakan indra secara jelas. Penyuluh berperan penting untuk menghubungkan demensi manusia, alam dan kearifan lokal agar tidak merasa asing pada pekerjanya sendiri.
Perubahan generasi muda sekarang sangat gandrung dan secara berlebihan menggunakan smart phone atau berbagai gadet lainya yang cenderong boros dan dipakai secara tidak terarah atau kurang bermanfaat. Penggunaan gadet dpat mereduksi ruang publik citraan. Melalui digitalisasi dan teknologi informsi, ruang dapat diperkecil ribuan kali melalui layar kaca, Ruang ini seolah-olah lebih nyata daripada kenyataanya, lebih indah dari aslinya. Interaksi dengan ruang nyata sesungguhnya semakin jarang dilakukan seperti dengan sungai, laut, pantai, hutan, pegunungan lahan, pertanian, peternakan dan ruang terbuka lainya.
Masyarakat Desa Sungai lisai yang berada dalam hutan Kawasan TNKS, Interaksi Hubungan msyarakat dengan alam secara langsung sehingga, menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap lingkungan sekitar mereka. Kearifan lokal warisan nenek moyang selalu dijaga oleh warga setempat dengan lestari dan berkelanjutan mencerminkan keseharian kehidupan yang damai, tenteram, gotong-royong, adil, beradab, serta saling menghargai terjalin diperkampungan Desa Sungai Lisai.
Komentar
Posting Komentar